Dari Redaksi

syalom....syalom...
Pa kabar def-ers ? baek - baek aja bukan ? uihhhh akhirnya
terbit juga defrag edisi mei... emang sih udah out of date
banget ya.... ( maafkan redaksi ya.. )
Puji TUHAN banget, defrag bisa menyapa kembali tementemen. so untuk tema kali ini, defrag mau ambil dari
pengalaman pribadi defrag yaitu DON”T GIVE UP ato kalo kita indonesiakan JANGAN MENYERAH !!!
Emang nggak mudah membagi waktu dengan pekerjaan,
saat kita serius dengna pekerjaan satunya, maka
kemungkinan besar kita akan melupakan pekerjaan yang
satunya lagi. Kira-kira itulah yang dirasakan oleh redaksi
pada saat ini. but ada sebuah lagu yang mengingatkan kita “ Jangan lelah, bekerja diladangnya TUHAN, Roh Kudus yang membri kekuatan yang menjaga dan menopang...’” sebuah lirik lagu yang mengembalikan kembali semangat redaksi untuk terus berkarya di ladangnya TUHAN. Mungkin emang nggak mudah tapi yang pasti defrag TIDAK MENYERAH untuk terus menjadi berkat bagi sesama.
Untuk teman-teman yang lagi skripsipun, redaksi ingin
mengingatkan bahwa JANGAN MENYERAH, serahkanlah segala kekuatiranmu kepada ALLAH , pasti semuanya akan indah pada waktunya. Oke Def-er... Tetap semangat ya... n Jangan LELAH berkerja diladangnya TUHAN dan jangan
lupa pergi Persekutuan Doa Refresh FTI.....Amin
TUHAN memberkati kita

Minggu, 11 November 2007

Siapakah yang Menyiapkan Parasutku?

Charles Plumb, seorang lulusan Akademi Angkatan Laut AS, pernah jadi penerbang jet di Vietnam. Setelah 75 misi pertempuran, pesawatnya tertembak rudal-darat-ke udara, Plumb sempat lompat keluar, turun dengan payung udara dan jatuh ketangan musuh. Ia tertangkap dan menghabiskan 6 tahun disebuah penjara Vietnam. Ia berhasil melewati masa cobaan penuh siksaan itu dan kini memberi kuliah tentang pelajaran-pelajaran berdasarkan pengalaman-pengalamannya itu.
Suatu hari, waktu Plumb dan istrinya sedang duduk di sebuah restoran, seorang pria yang duduk di meja lain menghampirinya dan berkata, "Heee, kamu kan Plumb! Kau yang menerbangkan penempur-penempur jet di Vietnam dari kapal induk Kitty Hawk. Pesawatmu kan rontok!"
"Lho, dari mana kok kamu tahu?" tanya Plum.
"Lha kan aku yang melipat dan menyiapkan parasutmu," jawab orang itu.

Nafas Plum tersentak kaget dan penuh syukur. Orang itu membuat isyarat dengan tangannya dan bilang, "Semuanya beres ya?" Plumb meyakinkan dia, katanya, "Oh ya pasti sekali. Beres dan hebat, sekiranya parasutmu tidak mau buka, pastilah hari ini aku tidak ada di sini."

Malam itu Plumb tak bisa tidur, terus memikirkan orang itu. Ia bilang, "Aku terus menerus heran sendiri, bagaimana kiranya rupa orang itu bila berseragam AL, dengan sebuah topi putih, ada secarik kain selempang di punggungnya, dan celana-celananya yang melebar di bawah. Berapa sering ya, aku pernah melihatnya dan tidak pernah menyapanya 'Selamat pagi, apa kabar?' atau lainnya, karena aku pilot penempur sedangkan dia cuma seorang marinir."

Plumb memikirkan dan membayangkan begitu banyaknya jam-jam yang dihabiskan marinir itu pada sebuah meja kayu di dalam lambung kapal itu, begitu teliti dan cermat merajut kain dan melipati sutra setiap parasut, memegang di dalam tangannya, setiap kali, nasib dan hidup seseorang yang bahkan tidak ia kenal.

"Jadi sekarang," Plumb bertanya pada pendengarnya, "siapakah yang menyiapkan parasutmu?"

Setiap orang punya seseorang yang memberikan dan menyediakan kebutuhannya untuk melewati setiap hari. Ia juga menjabarkan bermacam parasut yang ia butuhkan waktu pada saat pesawatnya tertembak jatuh diatas teritori musuh -- ia membutuhkan parasut jasmani, juga parasaut mental, parasut untuk emosinya, dan juga juga parasut spirituilnya. Ia mengandalkan pada semua dukungan itu sebelum ia melayang turun dengan selamat.

Terkadang dalam menghadapi tantangan-tantanga yang diberikan hidup ini, kita lalai, luput, dan mengabaikan apa yang sesungguhnya penting. Kita mungkin lalai menyapa seseorang halo, maaf ya, mohon tolong, atau berterima kasih, mengucap selamat pada seseorang pada suatu peristiwa indah, memberikan pujian dan semangat, atau hanya sekedar cuma berbuat baik tanpa alasan apapun.

Selagi kau jalani minggu ini, bulan ini, tahun ini, kenalilah orang-orang yang membantu menyiapkan parasutmu. Ini kutulis dan kukirimkan untukmu, ungkapan terima kasihku padamu untuk perananmu dalam menyediakan dan mempersiapkan parasutku!!!

Dan aku harap engkaupun akan mengirimkan ini pada orang-orang yang telah membantu menyiapkan punyamu. Setiap kebaikan yang bisa kulakukan, atau setiap keramahan yang bisa kutunjukkan, biarkan kukerjakan sekarang juga, sebab belum tentu aku lewat sini lagi.

TIP n TRIK pedoman ibadah yang benar

Disaat kita beribadah, hendaknya itu bukan suatu "ajang memperlihatkan diri" tetapi hendaknya saat kita beribadah kita melakukannya untuk ALLAH hidup yang kita jalani saat ini adalah :

1. HIDUP KITA adalah PERSEMBAHAN YANG HIDUP BERTUMBUH DAN BERBUAH . Artinya bukan kekristenan yang panas-panas (maaf) tai ayan (sebentar panas, sebentar dingin) atau melakukannya hanya setengah-setengah,juga bukan kekristenan yang mati (tidak mengalami kemajuan dalam iman). Tetapi sebuah kehidupan yang bertumbuh dan berbuah. Penuh semangat di dalam Tuhan, dan terus bergerak maju, menjadi mitra kerja Allah yang pantang mundur untuk menyelamatkan dunia dari kebinasaan.

2. HIDUP KITA adalah PERSEMBAHAN YANG KUDUS. Artinya tidak menaklukan kehidupan kita pada keinginan daging (pikiran yang masih dipenuhi dengan hal-hal dosa, hati yang masih menyimpan dendam dan kepahitan, mulut yang masih sering mengeluarkan perkataan yang kotor dan sia-sia, dll)

3. HIDUP KITA sebagai PERSEMBAHAN YANG BERKENAN KEPADA ALLAH. Yang berkenan kepada Allah adalah saat kita melakukan apa yang Dia kehendaki, bukan apa yang menjadi kehendak kita. Karena kita sering memberi sesuatu yang baik menurut diri kita sendiri tetapi ternyata bukan itu yang Tuhan mau (contoh : Raja Saul – I Samuel 15:21-22). Untuk mengetahui apa yang berkenan kepada Allah, perbanyak waktu untuk diam dalam hadirat Tuhan. Karena semakin sering kita ‘berduaan’ dengan Tuhan, semakin banyak isi hati-Nya yang akan Dia nyatakan kepada kita.

Jumat, 09 November 2007

Ibadah yang sejati

Ibadah Yang Sejati
Ibadah bukan sebuah rutinitas keagamaan

Roma 12:1 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itulah ibadahmu yang sejati.



Sejak saya kecil sampai saya besar saat ini, saya selalu berada dilingkungan masyarakat yang rajin melakukan ritual ibadahnya. Dulu ketika saya masih kecil, saya tinggal di poso sulawesi tengah ( sebelum kerusuhan ) rumah saya sangat-sangat dekat dengan gereja dimana gereja berada didepan rumah saya. oleh sebab itu setiap hari minggu pasti saya selalu terbangun oleh lonceng yang dibunyikan digereja itu dan saya pun melihat banyak sekali orang yang berbondong-bondong masuk keadalam gereja untuk beribadah. Dalam hatiku berkata " betapa setianya orang-orang ini, sehingga mereka sanggup bangun jam 5 pagi untuk beribadah".

Sekarang saya berada di salatiga, kota yang dingin dan sejuk , hampir 9 tahun saya disini, dan seiringnya waktu saya mulai menyadari bahwa ternyata menjalankan kewajiban atau rutinitas sebuah agama sangatlah mudah. Sangatlah mudah untuk bangun setiap hari minggu kemudian bersiap untuk beribadah. Atau mengikuti kegiatan-kegiatan rohani seperti PD atau PA yang menunjukkan "betapa rohaninya" kita. Mungkin orang disekitar kita melihat dan memuji kesalehan itu, tetapi bagaimana dengan Allah? Puaskah Allah dengan cara ibadah yang demikian?

Roma 12:1 menjelaskan bahwa ternyata Ibadah bukan sekedar sebuah kegiatan atau rutinitas tetapi Ibadah yang sejati adalah kehidupan yang dipersembahan kepada Tuhan sebagai :

Ibadah atau kebaktian bukanlah sebuah kewajiban, kebiasaan atau rutinitas atau bahkan suatu keharusan, ibadah yang sejati adalah bagaimana dalam sepanjang kehidupan kita selalu berbuat , bertuturkata dan melakukan apa yang telah di perintahkan oleh ALLAH kepada kita. Sering kita merasa "sangat-sangat rohani" sehingga hampir semua kegiatan gereja pasti ada nama kita disitu, baik menjadi panitia maupun sebagai peserta.Tetapi saat kita berada diluar lingkungan gereja, tingkah laku kita berubah 180 derajat !! lho...lho... TRUS APA GUNANYA?? bukankah itu namanya MUNAFIK ?? ato kita hanya bergaul dengan baik dan memberikan senyuman kita hanya dengan sesama temen-temen gereja/persekutuan aja, tetapi sama orang lain kita terkesan menutup diri dan bahkan menjauh... TRUS KAPAN KITA MENJADI TERANG ?? apakah tempat yang "sudah terang" masih memerlukan "sebuah lilin lagi ? Trus gimana dong untuk bisa beribadah dengan benar dan dapat menyenangkan hati ALLAH ? BERIKANLAH DAN PERSEMBAHKANLAH KEHIDUPANMU KEPADA ALLAH. Bisa nggak ya ?? emang sih nggak bisa kita secara cepat bisa bilang BISA !!! tapi cobalah untuk sedikit demi sedikit untuk memiliki hati yang berserah kepada TUHAN, sedikit demi sedikit merubah tingkah laku kita utuk menjadi yang lebih baik dan berkenan di hadapan-NYA. Berserah kepada TUHAN berarti membiarkan dan percaya kepada TUHAN untuk merubah hidup kita menjadi lebih baik !!!Berserah kepada TUHAN secara TOTAL dan "PEKA" akan perintah-NYA , itulah Ibadah yang sejati. Amin ( ant )