Dari Redaksi

syalom....syalom...
Pa kabar def-ers ? baek - baek aja bukan ? uihhhh akhirnya
terbit juga defrag edisi mei... emang sih udah out of date
banget ya.... ( maafkan redaksi ya.. )
Puji TUHAN banget, defrag bisa menyapa kembali tementemen. so untuk tema kali ini, defrag mau ambil dari
pengalaman pribadi defrag yaitu DON”T GIVE UP ato kalo kita indonesiakan JANGAN MENYERAH !!!
Emang nggak mudah membagi waktu dengan pekerjaan,
saat kita serius dengna pekerjaan satunya, maka
kemungkinan besar kita akan melupakan pekerjaan yang
satunya lagi. Kira-kira itulah yang dirasakan oleh redaksi
pada saat ini. but ada sebuah lagu yang mengingatkan kita “ Jangan lelah, bekerja diladangnya TUHAN, Roh Kudus yang membri kekuatan yang menjaga dan menopang...’” sebuah lirik lagu yang mengembalikan kembali semangat redaksi untuk terus berkarya di ladangnya TUHAN. Mungkin emang nggak mudah tapi yang pasti defrag TIDAK MENYERAH untuk terus menjadi berkat bagi sesama.
Untuk teman-teman yang lagi skripsipun, redaksi ingin
mengingatkan bahwa JANGAN MENYERAH, serahkanlah segala kekuatiranmu kepada ALLAH , pasti semuanya akan indah pada waktunya. Oke Def-er... Tetap semangat ya... n Jangan LELAH berkerja diladangnya TUHAN dan jangan
lupa pergi Persekutuan Doa Refresh FTI.....Amin
TUHAN memberkati kita

Kamis, 24 Januari 2008

Garam Dan Telaga

Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia.
Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air.
Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan. "Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya..", ujar Pak tua itu. “Pahit. Pahit sekali", jawab sang tamu, sambil meludah kesamping. Pak Tua itu, sedikit tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu.
Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk dan tercipta riak air, mengusik ketenangan telaga itu. "Coba, ambil air dari telaga ini, dan minumlah. Saat tamu itu selesai mereguk air itu, Pak Tua berkata lagi, "Bagaimana rasanya?".
"Segar.", sahut tamunya. "Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?", tanya Pak Tua lagi. "Tidak", jawab si anak muda.
Dengan bijak, Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda. Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu.

"Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama.
"Tapi, kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu."
Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasehat. "Hatimu, adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu, adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan."
Keduanya lalu beranjak pulang. Mereka sama-sama belajar hari itu. Dan Pak Tua, si orang bijak itu, kembali menyimpan "segenggam garam", untuk anak muda yang lain, yang sering datang padanya membawa keresahan jiwa.

Gimana def-ers ? apakah kita “hanya”memiliki hati yang mungkin hanya sebesar gelas ? kalo iya.... maka percayalah def-ers akan selalu hidup didalam kepahitan !! saat orang berbuat kesalahan kecil kita akan langsung aja kepahitan.. kasihan banget !!! kapan kita bisa tersenyum lega dan melewati hati dengan ringan ???
Milikilah hati sebesar dan seluas telaga atau bahkan seluas samudra.... mau ???? berdoalah dan mintalah kepada TUHAN disetiap doamu. percayalah pasti akan diberikan.
So... jangan sampai kepahitan mengerogoti hidup kita sama layaknya virus yang dengan bebas masuk kedalam komputer kita dan merusaknya. Ingatlah bahwa KITA SANGAT AMAT BERHARGA BAGI TUHAN !!!.

Tidak ada komentar: